00:00:06
Nama saya Akil. 00:00:08
00:00:09
Saat umur 18, saya sekeluarga pindah ke kota lain. 00:00:14
00:00:15
Sedih sekali harus tinggalkan teman-teman saya. 00:00:18
00:00:19
Saya juga ragu kalau saya bisa
dapat teman-teman yang baru. 00:00:23
00:00:28
Orang tua saya kelihatannya sangat senang. 00:00:31
00:00:32
Jadi saya tidak mau cerita ke mereka
kalau saya sangat sedih. 00:00:37
00:00:40
Di sekolah yang baru, 00:00:41
00:00:41
saya tidak merasa lebih baik. 00:00:44
00:00:49
Lalu saya bertemu Cameron. 00:00:51
00:00:53
Dia orangnya baik dan asik. 00:00:56
00:01:00
Saya juga langsung akrab dengan teman-temannya. 00:01:03
00:01:23
Akil, kamu SMS-an di perhimpunan. 00:01:26
00:01:26
Maaf, Ma. 00:01:28
00:01:28
Harusnya saya tidak balas SMS tadi. 00:01:31
00:01:31
Tapi Cameron anaknya baik, Ma. 00:01:34
00:01:34
Dia mungkin mau belajar Alkitab. 00:01:36
00:01:36
Papa ngerti Akil. 00:01:38
00:01:38
Tapi kita harus batasi waktu untuk bergaul
dengan yang bukan penyembah Yehuwa. 00:01:43
00:01:43
Kamu bisa terpengaruh sama mereka. 00:01:46
00:01:46
Kamu tahu nasihat di Amsal 13:20? 00:01:49
00:01:49
’Bertemanlah dengan orang yang berhikmat’. 00:01:51
00:01:51
Coba cari teman yang sama-sama
menyayangi Yehuwa. 00:01:54
00:01:54
Kamu akan dapat sahabat yang sejati. 00:01:57
00:01:57
Gimana caranya? 00:01:58
00:01:58
Tidak ada yang seumur saya di sidang. 00:02:01
00:02:01
Akil, sahabat kita tidak harus selalu yang seumur. 00:02:05
00:02:05
Ma, saya punya banyak teman, 00:02:08
00:02:09
dulu.00:02:10
00:02:15
Malamnya, kami coba bicarakan masalah itu. 00:02:19
00:02:27
Keesokan harinya, Cameron tunjukkan
foto-foto pesta liar yang dia datangi. 00:02:33
00:02:33
Benar kata orang tua saya. 00:02:35
00:02:39
Saya berhenti bergaul dengan Cameron
dan teman-temannya. 00:02:43
00:02:43
Tapi saya tidak tahu
bagaimana saya bisa dapatkan teman. 00:02:47
00:02:49
Akil? 00:02:50
00:02:50
Kamu ada rencana dinas Sabtu ini? 00:02:53
00:02:53
Ah, belum. 00:02:54
00:02:54
Oke. Nanti sama saya saja. 00:02:56
00:02:56
Kita ketemu di PDL ya. 00:02:58
00:03:18
Selesai dinas, Brur Max mengajak saya ke rumahnya. 00:03:22
00:03:25
Brur Max yang foto? 00:03:27
00:03:28
Kamu suka? 00:03:29
00:03:29
Ya. 00:03:30
00:03:30
Itu istri saya yang foto. 00:03:31
00:03:31
Dia suka sekali fotografi. 00:03:34
00:03:35
Suatu hari dia belikan saya kamera, 00:03:37
00:03:37
dan sejak saat itu, saya juga suka. 00:03:40
00:03:42
Waktu cepat sekali berlalu. 00:03:45
00:03:45
Tidak terasa sudah 12 tahun dia meninggal. 00:03:48
00:03:48
Begitu ya. 00:03:49
00:03:49
Begitulah. 00:03:50
00:03:51
Tapi Brur masih suka foto? 00:03:52
00:03:52
Masih. 00:03:53
00:03:53
Saya seperti merasakan sesuatu
saat menikmati foto-foto hasil ciptaan Yehuwa. 00:03:58
00:03:58
Saya jadi merasa kalau saya 00:04:00
00:04:00
saya jadi merasa 00:04:02
00:04:03
kalau saya tidak pernah, 00:04:05
00:04:05
sendirian. 00:04:07
00:04:10
Sahabat tidak harus yang seumur dengan kita, 00:04:13
00:04:14
dan mereka bisa datang dari tempat yang tidak terduga. 00:04:18
00:04:18
Semakin saya dekat dengan Brur Max, 00:04:20
00:04:20
saya semakin merasa seperti Daud dan Yonatan. 00:04:23
00:04:26
Mereka bisa bersahabat, 00:04:28
00:04:28
bukan karena seumur, 00:04:29
00:04:29
tapi karena keduanya menyayangi Yehuwa. 00:04:32
00:04:33
Dan mereka saling membantu. 00:04:35
00:04:40
Dengan bantuan Brur Max, 00:04:42
00:04:42
saya punya rutin rohani yang bagus. 00:04:45
00:04:45
Saya bisa bersahabat dengan Brur Max
meski umur kami berbeda jauh. 00:04:50
00:04:51
Saya hanya perlu mengubah sudut pandang saya 00:04:54
00:04:54
dalam mencari sahabat. 00:05:06
Menemukan Sahabat di Tempat yang Tidak Terduga
-
Menemukan Sahabat di Tempat yang Tidak Terduga
Nama saya Akil.
Saat umur 18, saya sekeluarga pindah ke kota lain.
Sedih sekali harus tinggalkan teman-teman saya.
Saya juga ragu kalau saya bisa
dapat teman-teman yang baru.
Orang tua saya kelihatannya sangat senang.
Jadi saya tidak mau cerita ke mereka
kalau saya sangat sedih.
Di sekolah yang baru,
saya tidak merasa lebih baik.
Lalu saya bertemu Cameron.
Dia orangnya baik dan asik.
Saya juga langsung akrab dengan teman-temannya.
Akil, kamu SMS-an di perhimpunan.
Maaf, Ma.
Harusnya saya tidak balas SMS tadi.
Tapi Cameron anaknya baik, Ma.
Dia mungkin mau belajar Alkitab.
Papa ngerti Akil.
Tapi kita harus batasi waktu untuk bergaul
dengan yang bukan penyembah Yehuwa.
Kamu bisa terpengaruh sama mereka.
Kamu tahu nasihat di Amsal 13:20?
’Bertemanlah dengan orang yang berhikmat’.
Coba cari teman yang sama-sama
menyayangi Yehuwa.
Kamu akan dapat sahabat yang sejati.
Gimana caranya?
Tidak ada yang seumur saya di sidang.
Akil, sahabat kita tidak harus selalu yang seumur.
Ma, saya punya banyak teman,
dulu.
Malamnya, kami coba bicarakan masalah itu.
Keesokan harinya, Cameron tunjukkan
foto-foto pesta liar yang dia datangi.
Benar kata orang tua saya.
Saya berhenti bergaul dengan Cameron
dan teman-temannya.
Tapi saya tidak tahu
bagaimana saya bisa dapatkan teman.
Akil?
Kamu ada rencana dinas Sabtu ini?
Ah, belum.
Oke. Nanti sama saya saja.
Kita ketemu di PDL ya.
Selesai dinas, Brur Max mengajak saya ke rumahnya.
Brur Max yang foto?
Kamu suka?
Ya.
Itu istri saya yang foto.
Dia suka sekali fotografi.
Suatu hari dia belikan saya kamera,
dan sejak saat itu, saya juga suka.
Waktu cepat sekali berlalu.
Tidak terasa sudah 12 tahun dia meninggal.
Begitu ya.
Begitulah.
Tapi Brur masih suka foto?
Masih.
Saya seperti merasakan sesuatu
saat menikmati foto-foto hasil ciptaan Yehuwa.
Saya jadi merasa kalau saya
saya jadi merasa
kalau saya tidak pernah,
sendirian.
Sahabat tidak harus yang seumur dengan kita,
dan mereka bisa datang dari tempat yang tidak terduga.
Semakin saya dekat dengan Brur Max,
saya semakin merasa seperti Daud dan Yonatan.
Mereka bisa bersahabat,
bukan karena seumur,
tapi karena keduanya menyayangi Yehuwa.
Dan mereka saling membantu.
Dengan bantuan Brur Max,
saya punya rutin rohani yang bagus.
Saya bisa bersahabat dengan Brur Max
meski umur kami berbeda jauh.
Saya hanya perlu mengubah sudut pandang saya
dalam mencari sahabat.
-