JW subtitle extractor

”Yehuwa Membuat Bangsa Itu Bersukacita”

Video Other languages Share text Share link Show times

”Layanilah Yehuwa dengan gembira”,
kata Mazmur 100:2.
Ya, Yehuwa ingin kita bersukacita.
Dan dia memberi kita
banyak alasan untuk bersukacita.
Dia memberi kita kehidupan
yang menyenangkan,
dan Alkitab yang bisa mengajarkan kita
caranya untuk bahagia.
Ya, Dia membimbing kita
agar bisa menikmati banyak sukacita.
Yehuwa benar-benar Allah
yang memberikan sukacita.
Tapi, Setan tidak ingin kita
melayani Yehuwa dengan bersukacita.
Kenapa?
Setan tahu sukacita membuat kita
terus mengabar dan mengajar,
padahal Setan ingin kita
berhenti melakukan hal itu.
Jadi, dia ingin merampas sukacita kita,
kadang melalui larangan pemerintah
atau bisa melalui tekanan keluarga
atau orang-orang di sekitar kita.
Setan juga ingin kita mengorbankan
waktu kita untuk melayani Yehuwa
demi mengejar keinginan
yang tidak kita butuhkan.
Setan ingin kita percaya
bahwa kita bisa benar-benar bahagia
kalau kita punya lebih banyak harta benda.
Itu tidak benar!
Ini sebenarnya siasat lama Setan.
Mari kita baca beberapa bagian dari
buku Ezra, Hagai, dan Zakharia.
Dan perhatikan pelajaran penting
yang dapat membantu kita sekarang
untuk ’melayani Yehuwa
dengan bersukacita’.
Dan coba cari tahu
apa yang membuat
umat Yehuwa dulu bersukacita
dan apa yang merampas
sukacita mereka.
Dan, perhatikan juga
apa alasannya dan bagaimana caranya
kita bisa merasakan ”sukacita dari Yehuwa”,
meski menghadapi keadaan yang sulit.
Ezra, adalah seorang imam
dan penyalin Hukum Allah.
Dia adalah penulis buku Ezra
yang mencatat sejarah orang Israel
setelah berbagai peristiwa
yang dicatat di buku 2 Tawarikh
yang sepertinya juga ditulis oleh Ezra.
Pada 537 SM, banyak orang Yahudi
akan pulang ke Yehuda.
Bangsa itu sudah dibuang
70 tahun ke Babilon
karena mereka menyembah berhala.
Akhirnya, bangsa itu sudah belajar
dari pengalaman pahit mereka
dan mereka tidak pernah lagi
menyembah berhala.
Jadi sekarang, tibalah saatnya bagi mereka
untuk kembali dan memulihkan
ibadah yang benar di Yerusalem.
Ada pemerintahan beberapa raja Persia
yang dicatat oleh Ezra,
catatannya dimulai dengan Raja Kores.
Mari kita baca sama-sama
awal yang bagus itu di Ezra 1:1-6.
Coba bayangkan!
Yehuwa memulangkan orang Yahudi
dengan perintah dari Raja Kores sendiri
untuk membangun kembali bait.
Banyak orang Yahudi menerima
tugas itu dengan sukacita.
Dan meski ada yang tidak bisa pulang
karena beberapa alasan,
mereka memberikan sumbangan untuk
mendukung orang-orang yang pulang.
Kemungkinan pada awal
musim semi 537 SM,
hampir 50.000 orang Israel
keluar dari Babilon.
Mereka dipimpin oleh Imam Besar Yesyua,
yang juga dikenal dengan nama Yosua,
serta gubernur yang dilantik
oleh Raja Kores, yaitu Zerubabel.
Pada awal musim gugur,
mereka tiba di Yehuda,
dan mereka pasti bersukacita!
Tapi, bagaimana caranya
mereka bisa tetap bersukacita?
Perhatikan apa yang mereka
langsung lakukan begitu sampai.
Mari kita baca Ezra 3:1-6.
Seperti yang kita lihat,
orang-orang Yahudi kembali
menjalankan ibadah yang benar
”meski takut kepada penduduk
dari negeri-negeri tetangga”.
Karena mereka bertindak dengan berani,
mereka bisa merayakan
Perayaan Pondok Daun dengan bersukacita.
Itu persis seperti yang Musa katakan
kepada bangsa itu dulu,
’Pada saat perayaan itu,
mereka akan bergembira saja’!
Tahun berikutnya, mereka dengan
berani dan bersukacita
membangun fondasi untuk bait.
Mari kita baca Ezra 3:10-13.
Ya, beberapa orang Israel yang
sudah lanjut usia terharu dan mungkin ragu,
apakah bait yang akan dibangun
bisa semegah bait Salomo dulu.
Tapi, suara orang yang bersorak gembira
lebih keras dari suara tangisan mereka.
Meski begitu, orang-orang di
negeri sekitar mereka tidak senang.
Mereka ingin merampas
sukacita orang Israel.
Mari kita baca di Ezra 4:1-3.
Zerubabel sadar bahwa para musuh
tidak benar-benar ingin membantu,
tapi berniat buruk.
Sewaktu dia menolak tawaran para musuh,
mereka berusaha untuk membuat
orang Yahudi berhenti membangun bait.
Perhatikan ayat 4 sampai 7.
Bersama para musuh lainnya,
Rehum, sang kepala pejabat pemerintahan
menulis surat kepada raja.
Mari kita baca,
tuduhan palsu apa yang mereka tulis,
seperti yang dicatat di Ezra 4:11-16.
Pernahkah kalian mendengar
tuduhan palsu seperti itu?
Itu sama dengan tuduhan palsu yang
digunakan oleh musuh-musuh kita sekarang,
”Kalian tidak bayar pajak.
Kalian melawan pemerintah.
Kalian suka memberontak dan menghasut.
Kalian tidak mau diatur.”
Itu semua tentu tidak benar!
Tapi tuduhan palsu yang ditulis
oleh para musuh dulu,
berhasil memengaruhi raja.
Dan sayang sekali, raja pun memerintahkan
agar bait berhenti dibangun.
Memang awalnya
waktu orang Yahudi pulang,
mereka tidak takut kepada manusia dan
berani menjalankan tugas dari Yehuwa.
Tapi belakangan, mereka jadi takut.
Nah, banyak dari kita sekarang
semakin sering mengalami tentangan
karena melayani Yehuwa.
Tapi, menyerah pada tekanan
tidak akan mungkin membuat
kita bersukacita, justru sebaliknya.
Kalau kita setia, kita akan bersukacita
meski dianiaya dengan kejam.
Tapi, apakah itu mungkin?
Coba pikirkan pengalaman ini.
Seorang saudari dan
anak perempuannya
dikepung dan dipaksa
oleh segerombolan orang
untuk membeli kartu partai politik.
Apa yang dilakukan
oleh kedua saudari itu?
Kalau mereka menyerah
dan membeli kartu itu,
para penentang pasti senang.
Tapi setelahnya, kedua saudari itu
pasti sangat sedih
karena mereka tahu
telah tidak setia kepada Allah.
Syukurlah, kedua saudari itu
tidak menyerah.
Memang, mereka tidak suka waktu
orang-orang kasar dan mengejek mereka.
Tapi setelah itu, hati nurani mereka bersih,
dan mereka merasa benar-benar bersukacita
karena tahu telah setia kepada Yehuwa.
Nah, banyak orang-orang Yahudi
di zaman Ezra
rela meninggalkan kehidupan
yang nyaman di Babilon
dan mau menempuh perjalanan
yang sulit ke Yehuda.
Tapi, mereka akhirnya kehilangan semangat
untuk melakukan tugas dari Yehuwa
karena terus menerus ditentang
selama kira-kira 14 tahun,
sejak mereka mulai membangun bait
sampai akhirnya dilarang.
Mereka memang masih
mempersembahkan korban,
tapi mereka tidak melakukan
apa yang Yehuwa perintahkan,
yaitu membangun kembali bait!
Sewaktu mereka mendapatkan tentangan,
mereka menyimpulkan
bahwa Yehuwa tidak ingin mereka
membangun kembali bait pada saat itu.
Kelihatannya, bahkan Gubernur Zerubabel
dan Imam Besar Yesyua juga perlu dikuatkan.
Jadi, Yehuwa mengutus nabi Hagai
untuk menguatkan mereka.
Mari kita buka buku Hagai pasal 1.
Selama kira-kira empat bulan,
Hagai menyampaikan pesan
yang jelas dan tegas,
seperti yang bisa kita baca
di Hagai 1:2-11.
Yehuwa mengumpamakan
hasil kerja keras orang Yahudi
seperti orang yang menaruh gajinya dalam
kantong yang sudah digerogoti ngengat.
Karena orang Yahudi
mengabaikan rumah Allah,
Yehuwa menahan berkatnya.
Akibatnya, kerja keras orang Yahudi
sedikit hasilnya
dan mereka tidak bersukacita.
Jadi, beberapa orang berusaha
mendapatkan sukacita
dengan mempercantik
rumah mereka sendiri.
Tapi, hal-hal materi tidak bisa
memenuhi kebutuhan rohani.
Jadi, apa pelajarannya bagi kita?
Memang tidak salah untuk mempunyai
barang-barang yang bagus.
Tapi harta benda tidak bisa
membuat kita benar-benar bersukacita,
khususnya kalau kita sampai mengabaikan
pelayanan kita kepada Yehuwa.
Ingatlah prinsip di Mazmur 127:1,
Tapi sebaliknya, kalau kita
dengan rela berkorban
’mengutamakan Kerajaan dan
hal-hal yang benar menurut Allah’,
Yehuwa pasti menyediakan
apa yang benar-benar kita butuhkan
saat kita membutuhkannya.
Itu seperti yang dikatakan Amsal 10:22,
Nah, ada beberapa yang merasa
bahwa bait yang dibangun lagi
tidak akan bisa semegah bait Salomo.
Tapi melalui Hagai, Yehuwa menjamin
bahwa bait yang baru ini akan
jauh lebih mulia daripada yang dulu.
Mari kita sekarang baca Hagai 2:3-9.
Ya, kalau Pencipta dan
pemilik dari seluruh alam semesta ini
sudah menyampaikan kehendaknya,
apakah ada yang bisa menghentikannya?
Pasti tidak ada!
Kata-kata Yehuwa sudah sangat jelas.
Tapi, orang-orang Yahudi yang kembali
masih perlu dikuatkan.
Jadi, Yehuwa mengutus satu malaikat
ke nabi lain, yaitu Zakharia.
Silakan buka Zakharia 1:12-16,
dan mari kita baca kata-kata malaikat
yang menguatkan bangsa Israel.
Zakharia 1:12-16.
Untuk menunjukkan bahwa Yehuwa
benar-benar melindungi umatnya,
perhatikan kata-kata malaikat itu
di pasal 2, ayat 7-9.
Kalau ada orang yang mencolok mata kalian,
kalian pasti tidak akan diam saja.
Yehuwa juga tidak akan membiarkan
para musuh menyakiti bangsa Israel.
Lalu di Zakharia 3:1, 2,
malaikat itu memberi tahu
bahwa ada musuh yang lebih kuat
yang menentang umat Allah.
Apakah itu semua dikatakan
supaya orang Israel semakin yakin
pada kemampuan mereka sendiri?
Tidak!
Mereka justru perlu ingat
bahwa apa pun yang mereka lakukan
bisa berhasil
hanya dengan bantuan Yehuwa.
Itulah yang disampaikan oleh sang malaikat
di Zakharia 4:6, 7.
Setelah mendengarkan kedua nabi itu
orang-orang Yahudi tidak lagi ragu
Yehuwa akan membantu mereka
dan dengan bersemangat
melanjutkan pembangunan bait.
Tapi, musuh-musuh Israel
di sekitar mereka
yang dipimpin oleh Tatenai dan
Syetar-bozenai, langsung beraksi.
Mari kita kembali ke buku Ezra 5:3-5.
Jadi, ada satu lagi
pelajaran penting untuk kita.
Kalau kita dengan berani
terus melayani Yehuwa meski ditentang,
Yehuwa akan memberkati upaya kita dan
mendukung kita untuk terus melayani-Nya.
Nah, ingatlah orang-orang Yahudi
sebenarnya masih dilarang
saat mereka melanjutkan
pembangunan bait.
Tapi, raja yang mengeluarkan
larangan itu dibunuh
saat baru tujuh bulan memerintah.
Jadi Tatenai dan rekan-rekannya
harus bicara dengan
raja yang baru, yaitu Darius I.
Mereka berupaya menuduh orang Yahudi
telah melakukan kesalahan
dengan mengutip kata-kata Zerubabel
bahwa Raja Kores memberikan perintah
untuk membangun kembali bait.
Mereka meminta Raja Darius untuk memeriksa
apakah itu benar atau tidak.
Darius pun memerintahkan
agar pemeriksaan dilakukan.
Apa yang akan diputuskan Raja Darius?
Apakah iman dan semangat orang Yahudi
akan membuat mereka bersukacita?
atau malah mendatangkan
lebih banyak masalah?
Kores ternyata memang memerintahkan
bait itu untuk dibangun lagi.
Jadi, Darius memberikan
jawaban yang tegas di Ezra 6:6-12.
Setelah mendapat perintah raja,
Tatenai dan rekan-rekannya
tidak bisa apa-apa lagi.
Mereka tidak boleh mengganggu
proyek pembangunan bait.
Dan, bukan hanya itu saja,
mereka justru harus ikut membiayainya!
Orang-orang Yahudi yang setia
pasti bersukacita.
Pada tahun 515 SM,
mereka mengadakan penahbisan rumah Allah
dengan sukacita,
seperti yang bisa kita baca di ayat 22.
Kalau sekarang kita dibantu oleh
pejabat pemerintah yang bijaksana dan adil,
kita pasti berterima kasih kepada mereka.
Tapi, kita khususnya
bersyukur kepada Yehuwa.
Seperti dikatakan Amsal 21:1,
Jadi, kita tidak mau menaruh harapan
kepada penguasa atau
organisasi dunia mana pun.
Mereka semua tidak bisa
memberikan kita keselamatan kekal.
Malah, sebelum dunia Setan
berakhir nanti,
semua bangsa akan berbalik
melawan umat Yehuwa.
Tapi, mereka akhirnya akan merasakan
akibat yang lebih buruk daripada Tatenai.
Jadi, apa saja pelajaran penting
yang bisa kita petik dari buku Ezra,
Hagai, dan Zakharia?
Pertama, Yehuwa memberkati
tekad dan upaya kita untuk melayani Dia
meski menghadapi tentangan.
Dan Dia bisa menggagalkan
upaya licik dari para musuh.
Kedua, kalau kita mengutamakan
tugas dari Yehuwa
dan bukannya mengejar harta benda,
Yehuwa akan memberi kita sukacita sejati.
Nah, tugas apa yang Yesus perintahkan
kepada kita sekarang?
Yesus dengan jelas pernah berkata
kepada para pengikutnya,
”Karena itu, pergilah
dan buatlah orang-orang
dari segala bangsa menjadi muridku.”
Apakah kita menunjukkan
melalui pikiran dan tindakan
bahwa tugas ini lebih penting
dari pada harta benda?
Hagai menubuatkan
bahwa bait Yehuwa akan menjadi
jauh lebih mulia
daripada yang dibangun Salomo.
Nubuat itu menjadi kenyataan sekarang.
Yehuwa menggunakan
pekerjaan penginjilan kita
untuk mengguncang semua bangsa.
Jutaan orang yang seperti ”harta berharga”
dikumpulkan untuk beribadah kepada Yehuwa.
Mereka dengan bersukacita
datang ke bait rohani yang mulia,
yaitu pengaturan Yehuwa
untuk beribadah kepada-Nya
atas dasar korban tebusan Yesus.
Sekarang bukanlah waktunya
untuk terus memikirkan
”rumah yang dilapisi kayu yang indah”
atau untuk mengejar hal-hal lain
yang tidak perlu.
Sebentar lagi,
pada saat yang tidak kita sangka,
dunia Setan akan berakhir
dan kita akan memasuki
dunia baru Yehuwa.
Jadi tidak soal caranya
Setan berusaha mengganggu
atau membuat kita kecil hati sekarang,
jangan pernah biarkan dia
merampas sukacita kita!
Sebaliknya, mari kita terus berjalan
bersama Yehuwa menuju dunia baru
dan kita pun bisa terus melayani Dia
selamanya dengan bersukacita.
Zerubabel, Yesyua, Hagai, dan Zakharia
berbuat sebisa-bisanya untuk membantu
orang Israel kembali menyenangkan Yehuwa.
Belakangan pada 468 SM,
Ezra sendiri datang ke Yerusalem
untuk membantu orang Israel.
Tapi, itu masih belum cukup.
Jadi, Yehuwa mengutus satu lagi
pemimpin yang berani.
Selama dua hari ke depan
dalam pertemuan ini,
kita akan sama-sama belajar
tentang pria yang setia ini—Nehemia.