00:00:01
Beberapa bulan terakhir ini, kalian sudah mendapat
pelatihan untuk semakin mendekat kepada Yehuwa00:00:07
00:00:07
dan semakin menghargai sifat-sifat-Nya.00:00:11
00:00:11
Nah, pelatihan ini bukan hanya memperkuat iman kalian00:00:15
00:00:15
tapi juga membantu kalian untuk melayani
orang lain dengan lebih baik dan lebih pengasih.00:00:22
00:00:23
Itu juga yang Musa rasakan dalam
satu kejadian di kehidupannya.00:00:27
00:00:28
Nah, ini bukan saat dia menyeberangi Laut Merah00:00:31
00:00:31
atau saat dia menerima Hukum Allah di Gunung Sinai.00:00:35
00:00:36
Kejadiannya ini di Midian,00:00:39
00:00:39
di sebuah sumur, saat Musa yang sudah kehilangan segalanya00:00:44
00:00:44
memilih untuk melayani orang lain.00:00:50
00:00:50
Mari buka Keluaran pasal 2 dan
coba kita bayangkan kejadiannya.00:00:55
00:00:55
Keluaran pasal 2.00:00:57
00:00:59
Nah, saat itu Musa dalam situasi yang sulit.00:01:03
00:01:03
Dia baru saja membunuh seorang
Mesir yang menindas orang Israel.00:01:08
00:01:08
Nah, tindakan Musa itu menunjukkan bahwa dia tidak
menganggap dirinya sebagai orang Mesir, tapi sebagai umat Allah.00:01:16
00:01:17
Nah besoknya, saat dia berupaya menghentikan
dua orang Israel yang sedang berkelahi,00:01:24
00:01:24
salah satunya berkata seperti ini, perhatikan ayat 14.00:01:29
00:01:29
Keluaran 2:14:00:01:31
00:01:31
”Siapa yang angkat kamu jadi pemimpin dan hakim kami?00:01:34
00:01:35
Kamu sudah bunuh orang Mesir itu.00:01:37
00:01:37
Apa kamu mau bunuh saya juga?”00:01:39
00:01:40
Ini mengubah kehidupan Musa.00:01:42
00:01:43
Bagian akhir ayat itu mengatakan00:01:45
00:01:45
”Musa pun takut” karena dia sadar orang-orang sudah tahu apa yang dia lakukan.00:01:51
00:01:51
Tapi, keadaannya semakin buruk.00:01:54
00:01:54
Perhatikan ayat 15: ”Sewaktu mendengar tentang itu,
Firaun ingin membunuh Musa, tapi Musa melarikan diri dari Firaun.00:02:02
00:02:02
Dia pun pergi ke Midian untuk tinggal di sana.00:02:05
00:02:05
Ketika tiba di sana, dia duduk
di dekat sebuah sumur.”00:02:08
00:02:09
Jadi, saat mendengar tentang pembunuhan itu,00:02:12
00:02:12
Firaun yang dulu membesarkan Musa malah
mau membunuh Musa, bukannya melindungi dia.00:02:19
00:02:19
Jadi, Musa melarikan diri.00:02:21
00:02:22
Bayangkan keadaannya:00:02:24
00:02:24
Badannya kotor.00:02:26
00:02:27
Dia capek, stres.00:02:29
00:02:29
Dia baru saja menempuh perjalanan
yang panjang selama berhari-hari.00:02:33
00:02:34
Dia tidak punya gelar, tidak punya jabatan.00:02:37
00:02:38
Sekarang, dia hanya orang biasa yang lagi banyak pikiran.00:02:41
00:02:42
Dia mungkin terus memikirkan
semua yang baru terjadi.00:02:47
00:02:47
Musa pasti sangat khawatir dan gelisah.00:02:51
00:02:51
Tapi, perhatikan ayat berikutnya,00:02:53
00:02:53
”Ada seorang imam di Midian yang punya tujuh anak perempuan,00:02:57
00:02:57
dan mereka datang ke situ untuk menimba air dan mengisi tempat
minum ternak, supaya ternak milik ayah mereka bisa minum.00:03:04
00:03:04
Tapi seperti biasa, ada gembala-gembala
yang datang dan mengusir mereka.00:03:08
00:03:09
Sewaktu Musa melihat itu, dia menolong
mereka dan memberi minum ternak mereka.”00:03:14
00:03:14
Ayatnya bilang ”seperti biasa”.00:03:17
00:03:18
Jadi, ini sudah sering terjadi.00:03:20
00:03:20
Para wanita itu tahu mereka akan
diganggu dan diusir oleh para gembala.00:03:25
00:03:25
Tapi, kali ini Musa melihat itu dan membantu mereka.00:03:30
00:03:31
Dia tidak berpikir, ’Ini bukan urusan saya.’00:03:35
00:03:35
Dan, meskipun sebenarnya dia bisa saja berpikir,00:03:39
00:03:39
’Wah, ini sama kayak kejadian di Mesir,
tapi kali ini saya enggak ikut-ikut’,00:03:43
00:03:44
dia tidak begitu.00:03:45
00:03:46
Dia menolong mereka dan memberi minum ternak mereka.00:03:49
00:03:49
Bahkan, Alkitab tidak menyebutkan
bahwa Musa memperkenalkan dirinya.00:03:54
00:03:54
Bagi para wanita itu, dia hanya
orang asing yang kebetulan lewat.00:03:58
00:03:58
Perhatikan apa yang mereka katakan
tentang Musa di ayat 18 sampai 20:00:04:03
00:04:04
”Sesampainya mereka di rumah, Reuel ayah mereka terkejut dan bertanya,00:04:08
00:04:09
’Kenapa hari ini kalian pulang cepat sekali?’00:04:11
00:04:12
Mereka menjawab, ’Waktu kami diusir gembala-
gembala, ada orang Mesir yang menolong kami.00:04:17
00:04:17
Dia bahkan menimba air dan memberi minum ternak kita.’00:04:20
00:04:21
Lalu Yitro berkata, ’Mana orangnya?00:04:25
00:04:25
Kenapa kalian tidak mengajak dia ke sini?00:04:27
00:04:27
Panggillah dia, supaya dia makan bersama kita.’”00:04:31
00:04:31
Jadi, mereka bahkan tidak tahu namanya.00:04:33
00:04:33
Mereka hanya tahu dia ”orang Mesir”.00:04:36
00:04:36
Tapi seperti yang kita baca di ayat 21,00:04:38
00:04:38
karena kebaikan hatinya, Musa jadi punya
tempat tinggal, keluarga, dan kehidupan yang baru.00:04:46
00:04:47
Yehuwa tidak pernah meninggalkan Musa.00:04:50
00:04:50
Yehuwa bisa lihat bahwa Musa beriba hati,00:04:54
00:04:54
dan dia siap melayani orang lain,
bahkan saat tidak ada yang melihat.00:04:59
00:04:59
Sifat-sifat itu membentuk Musa menjadi
pemimpin umat Allah yang berani dan setia.00:05:06
00:05:07
Jadi, pelajaran apa yang
bisa kita dapat dari kisah ini?00:05:12
00:05:12
Kita akan bahas tiga pelajaran.00:05:15
00:05:15
Pertama, berupayalah menguatkan orang lain.00:05:19
00:05:20
Waktu lihat ada yang butuh bantuan, Musa langsung bertindak.00:05:23
00:05:24
Kalian sudah dilatih untuk lebih memahami orang lain.00:05:27
00:05:27
Mungkin ada teman kerja yang
tiba-tiba jadi pendiam atau kelihatan stres.00:05:32
00:05:32
Mungkin ada rekan seiman yang kesulitan mengabar.00:05:35
00:05:36
Kalian sudah belajar berbagai cara untuk membantu orang lain,00:05:39
00:05:39
misalnya dengan membacakan ayat,
mendengarkan baik-baik, atau mendoakan orang itu.00:05:45
00:05:47
Dengan melakukannya, kita seolah-olah ”memberi minum ternak”.00:05:52
00:05:52
Ingat, kalian bukan hanya kembali
ke tugas kalian atau negara kalian,00:05:59
00:05:59
kalian kembali ke keluarga rohani kalian,
dan teladan kalian bisa menguatkan mereka.00:06:06
00:06:06
Pelajaran kedua, dengan
rendah hati layanilah orang lain.00:06:12
00:06:12
Musa tidak hanya menolong para wanita,00:06:15
00:06:15
dia juga memberi minum ternak mereka.00:06:18
00:06:18
Dia melayani orang lain sebisa-bisanya,00:06:21
00:06:21
dan hasilnya dia jadi orang yang dipercaya.00:06:24
00:06:25
Seperti Musa, banyak saudari di kelas ini sudah menunjukkan
keberanian dan kerendahan hati selama bertahun-tahun.00:06:37
00:06:37
Ada yang dulu pindah untuk melayani di tempat
yang lebih membutuhkan, belajar bahasa yang baru,00:06:44
00:06:44
atau kalian mulai melayani di Betel
sebagai komuter beberapa hari seminggu00:06:49
00:06:49
untuk membantu pekerjaan di kantor
cabang atau kantor penerjemahan.00:06:53
00:06:54
Kalian lakukan itu walaupun keadaan kalian
terbatas dan tanpa mengharapkan balasan.00:07:01
00:07:02
Kalian melayani bukan karena ingin dapat jabatan,
atau pujian, atau karena berharap ikut Gilead.00:07:08
00:07:09
Kalian melayani karena mengasihi Yehuwa dan saudara-saudari.00:07:14
00:07:15
Yakinlah bahwa saudara-saudari memperhatikan
bahwa kalian sudah melayani dengan rendah hati.00:07:22
00:07:22
Dan, itu menggerakkan mereka untuk
melayani orang lain dengan rendah hati juga.00:07:27
00:07:27
Yehuwa dan saudara-saudari
menghargai pelayanan seperti itu.00:07:33
00:07:33
Jadi, teruslah melayani orang lain dengan rendah hati,
dengan penuh kasih, dan dengan iman yang kuat.00:07:41
00:07:41
Pelajaran ketiga, layanilah orang lain
bahkan saat kita merasa lemah.00:07:48
00:07:48
Saat kejadian di sumur, Musa sedang
menghadapi situasi yang sangat sulit.00:07:53
00:07:54
Dia sedang melarikan diri.00:07:56
00:07:56
Dia tidak tahu harus bagaimana,00:07:58
00:07:59
dia tidak punya siapa-siapa, dia tidak
tahu apa yang akan terjadi kepadanya.00:08:04
00:08:04
Tapi, dia tetap memilih untuk melayani orang lain.00:08:08
00:08:08
Dia memilih untuk memberi minum ternak.00:08:12
00:08:12
Ini pelajaran yang bagus untuk kita karena
akan ada saatnya memberi minum ternak,00:08:17
00:08:17
atau melayani orang lain, terasa tidak mudah.00:08:21
00:08:21
Mungkin saat kita belajar budaya yang baru,00:08:24
00:08:25
bahasa yang baru, atau menyesuaikan
diri dengan departemen yang baru.00:08:30
00:08:30
Mungkin saat kita tidak bisa lakukan kegiatan rohani
seperti biasa atau saat kita merasa tidak diperhatikan.00:08:36
00:08:37
Mungkin saat kita merasa disalahpahami atau saat kita dinasihati
oleh seseorang yang seumuran atau lebih muda dari kita.00:08:45
00:08:45
Atau, saat kita kelelahan, kangen keluarga,
dan menghadapi masalah kesehatan.00:08:51
00:08:51
Di saat-saat seperti itu,
kita mungkin ingin menahan diri.00:08:55
00:08:55
Tapi, teladan Musa menunjukkan bahwa pelayanan yang
kita lakukan saat kita merasa lemah punya pengaruh yang besar.00:09:03
00:09:04
Yehuwa tidak mengharapkan kesempurnaan dari kita,00:09:07
00:09:07
tapi Dia menghargai kerelaan kita untuk
melayani khususnya saat kita merasa lemah.00:09:12
00:09:13
Jadi, saat tugas kita terasa berat,
waktunya kurang pas, tidak ada yang melihat,00:09:19
00:09:19
ingatlah 2 Korintus 12:10:00:09:23
00:09:23
”Ketika saya lemah, saya penuh kuasa.”00:09:28
00:09:28
Seperti apa yang Musa lakukan di sumur,00:09:31
00:09:31
upaya kita yang rendah hati untuk membantu
orang lain bisa membuahkan hasil yang luar biasa00:09:37
00:09:37
kalau Yehuwa yang membantu kita.00:09:39
00:09:40
Jadi dari kejadian di sumur,
apa yang bisa kita pelajari,00:09:44
00:09:44
terutama bagi kalian yang akan pergi ke tempat tugas kalian?00:09:48
00:09:49
Musa belum memimpin sebuah bangsa atau melakukan mukjizat.00:09:52
00:09:52
Dia hanya orang biasa yang punya masalah,
tapi memilih untuk melayani orang lain.00:09:57
00:09:57
Dan pilihannya tepat.00:09:59
00:09:59
Jadi, setelah ini tetaplah
berupaya menguatkan orang lain.00:10:03
00:10:03
Iman kalian bisa menguatkan saudara-saudari.00:10:06
00:10:07
Teruslah melayani meskipun tidak ada yang memperhatikan.00:10:11
00:10:11
Yakinlah itu besar pengaruhnya.00:10:14
00:10:14
Saat kalian merasa lemah,00:10:16
00:10:16
tetaplah melayani karena pelayanan kalian
di situasi yang sulit punya pengaruh yang besar.00:10:22
00:10:23
Nah, hal itu sesuai dengan satu pengingat di Alkitab00:10:27
00:10:27
yang dicatat di Galatia 6:10.00:10:30
00:10:30
Galatia 6:10, ayatnya mengatakan,00:10:35
00:10:35
”Maka, selama masih ada kesempatan,
mari kita berbuat baik kepada semua orang,00:10:41
00:10:41
terutama kepada saudara seiman kita.”00:10:45
00:10:47
Nah, kalian sudah ambil kesempatan
untuk berbuat baik kepada orang-orang,00:10:53
00:10:53
terutama kepada keluarga rohani kalian.00:10:56
00:10:56
Dan setelah menerima pelatihan yang luar biasa ini,00:10:59
00:10:59
kalian pasti lebih semangat lagi untuk melakukannya.00:11:03
00:11:03
Jadi, saat ada keadaan yang tidak terduga,
tidak nyaman, saat kalian tidak diperhatikan,00:11:10
00:11:10
apakah kalian mau tetap ”memberi minum ternak”?00:11:14
00:11:14
Ya, pasti, karena kalian tidak sendirian.00:11:18
00:11:18
Yehuwa lihat upaya kalian, dan Dia akan kasih
kalian kekuatan untuk terus melayani orang lain.00:11:26
Peter Price: Maukah Saudara Memberi Minum Ternak?—Wisuda Gilead Kelas Ke-158
-
Peter Price: Maukah Saudara Memberi Minum Ternak?—Wisuda Gilead Kelas Ke-158
Beberapa bulan terakhir ini, kalian sudah mendapat
pelatihan untuk semakin mendekat kepada Yehuwa
dan semakin menghargai sifat-sifat-Nya.
Nah, pelatihan ini bukan hanya memperkuat iman kalian
tapi juga membantu kalian untuk melayani
orang lain dengan lebih baik dan lebih pengasih.
Itu juga yang Musa rasakan dalam
satu kejadian di kehidupannya.
Nah, ini bukan saat dia menyeberangi Laut Merah
atau saat dia menerima Hukum Allah di Gunung Sinai.
Kejadiannya ini di Midian,
di sebuah sumur, saat Musa yang sudah kehilangan segalanya
memilih untuk melayani orang lain.
Mari buka Keluaran pasal 2 dan
coba kita bayangkan kejadiannya.
Keluaran pasal 2.
Nah, saat itu Musa dalam situasi yang sulit.
Dia baru saja membunuh seorang
Mesir yang menindas orang Israel.
Nah, tindakan Musa itu menunjukkan bahwa dia tidak
menganggap dirinya sebagai orang Mesir, tapi sebagai umat Allah.
Nah besoknya, saat dia berupaya menghentikan
dua orang Israel yang sedang berkelahi,
salah satunya berkata seperti ini, perhatikan ayat 14.
Keluaran 2:14:
”Siapa yang angkat kamu jadi pemimpin dan hakim kami?
Kamu sudah bunuh orang Mesir itu.
Apa kamu mau bunuh saya juga?”
Ini mengubah kehidupan Musa.
Bagian akhir ayat itu mengatakan
”Musa pun takut” karena dia sadar orang-orang sudah tahu apa yang dia lakukan.
Tapi, keadaannya semakin buruk.
Perhatikan ayat 15: ”Sewaktu mendengar tentang itu,
Firaun ingin membunuh Musa, tapi Musa melarikan diri dari Firaun.
Dia pun pergi ke Midian untuk tinggal di sana.
Ketika tiba di sana, dia duduk
di dekat sebuah sumur.”
Jadi, saat mendengar tentang pembunuhan itu,
Firaun yang dulu membesarkan Musa malah
mau membunuh Musa, bukannya melindungi dia.
Jadi, Musa melarikan diri.
Bayangkan keadaannya:
Badannya kotor.
Dia capek, stres.
Dia baru saja menempuh perjalanan
yang panjang selama berhari-hari.
Dia tidak punya gelar, tidak punya jabatan.
Sekarang, dia hanya orang biasa yang lagi banyak pikiran.
Dia mungkin terus memikirkan
semua yang baru terjadi.
Musa pasti sangat khawatir dan gelisah.
Tapi, perhatikan ayat berikutnya,
”Ada seorang imam di Midian yang punya tujuh anak perempuan,
dan mereka datang ke situ untuk menimba air dan mengisi tempat
minum ternak, supaya ternak milik ayah mereka bisa minum.
Tapi seperti biasa, ada gembala-gembala
yang datang dan mengusir mereka.
Sewaktu Musa melihat itu, dia menolong
mereka dan memberi minum ternak mereka.”
Ayatnya bilang ”seperti biasa”.
Jadi, ini sudah sering terjadi.
Para wanita itu tahu mereka akan
diganggu dan diusir oleh para gembala.
Tapi, kali ini Musa melihat itu dan membantu mereka.
Dia tidak berpikir, ’Ini bukan urusan saya.’
Dan, meskipun sebenarnya dia bisa saja berpikir,
’Wah, ini sama kayak kejadian di Mesir,
tapi kali ini saya enggak ikut-ikut’,
dia tidak begitu.
Dia menolong mereka dan memberi minum ternak mereka.
Bahkan, Alkitab tidak menyebutkan
bahwa Musa memperkenalkan dirinya.
Bagi para wanita itu, dia hanya
orang asing yang kebetulan lewat.
Perhatikan apa yang mereka katakan
tentang Musa di ayat 18 sampai 20:
”Sesampainya mereka di rumah, Reuel ayah mereka terkejut dan bertanya,
’Kenapa hari ini kalian pulang cepat sekali?’
Mereka menjawab, ’Waktu kami diusir gembala-
gembala, ada orang Mesir yang menolong kami.
Dia bahkan menimba air dan memberi minum ternak kita.’
Lalu Yitro berkata, ’Mana orangnya?
Kenapa kalian tidak mengajak dia ke sini?
Panggillah dia, supaya dia makan bersama kita.’”
Jadi, mereka bahkan tidak tahu namanya.
Mereka hanya tahu dia ”orang Mesir”.
Tapi seperti yang kita baca di ayat 21,
karena kebaikan hatinya, Musa jadi punya
tempat tinggal, keluarga, dan kehidupan yang baru.
Yehuwa tidak pernah meninggalkan Musa.
Yehuwa bisa lihat bahwa Musa beriba hati,
dan dia siap melayani orang lain,
bahkan saat tidak ada yang melihat.
Sifat-sifat itu membentuk Musa menjadi
pemimpin umat Allah yang berani dan setia.
Jadi, pelajaran apa yang
bisa kita dapat dari kisah ini?
Kita akan bahas tiga pelajaran.
Pertama, berupayalah menguatkan orang lain.
Waktu lihat ada yang butuh bantuan, Musa langsung bertindak.
Kalian sudah dilatih untuk lebih memahami orang lain.
Mungkin ada teman kerja yang
tiba-tiba jadi pendiam atau kelihatan stres.
Mungkin ada rekan seiman yang kesulitan mengabar.
Kalian sudah belajar berbagai cara untuk membantu orang lain,
misalnya dengan membacakan ayat,
mendengarkan baik-baik, atau mendoakan orang itu.
Dengan melakukannya, kita seolah-olah ”memberi minum ternak”.
Ingat, kalian bukan hanya kembali
ke tugas kalian atau negara kalian,
kalian kembali ke keluarga rohani kalian,
dan teladan kalian bisa menguatkan mereka.
Pelajaran kedua, dengan
rendah hati layanilah orang lain.
Musa tidak hanya menolong para wanita,
dia juga memberi minum ternak mereka.
Dia melayani orang lain sebisa-bisanya,
dan hasilnya dia jadi orang yang dipercaya.
Seperti Musa, banyak saudari di kelas ini sudah menunjukkan
keberanian dan kerendahan hati selama bertahun-tahun.
Ada yang dulu pindah untuk melayani di tempat
yang lebih membutuhkan, belajar bahasa yang baru,
atau kalian mulai melayani di Betel
sebagai komuter beberapa hari seminggu
untuk membantu pekerjaan di kantor
cabang atau kantor penerjemahan.
Kalian lakukan itu walaupun keadaan kalian
terbatas dan tanpa mengharapkan balasan.
Kalian melayani bukan karena ingin dapat jabatan,
atau pujian, atau karena berharap ikut Gilead.
Kalian melayani karena mengasihi Yehuwa dan saudara-saudari.
Yakinlah bahwa saudara-saudari memperhatikan
bahwa kalian sudah melayani dengan rendah hati.
Dan, itu menggerakkan mereka untuk
melayani orang lain dengan rendah hati juga.
Yehuwa dan saudara-saudari
menghargai pelayanan seperti itu.
Jadi, teruslah melayani orang lain dengan rendah hati,
dengan penuh kasih, dan dengan iman yang kuat.
Pelajaran ketiga, layanilah orang lain
bahkan saat kita merasa lemah.
Saat kejadian di sumur, Musa sedang
menghadapi situasi yang sangat sulit.
Dia sedang melarikan diri.
Dia tidak tahu harus bagaimana,
dia tidak punya siapa-siapa, dia tidak
tahu apa yang akan terjadi kepadanya.
Tapi, dia tetap memilih untuk melayani orang lain.
Dia memilih untuk memberi minum ternak.
Ini pelajaran yang bagus untuk kita karena
akan ada saatnya memberi minum ternak,
atau melayani orang lain, terasa tidak mudah.
Mungkin saat kita belajar budaya yang baru,
bahasa yang baru, atau menyesuaikan
diri dengan departemen yang baru.
Mungkin saat kita tidak bisa lakukan kegiatan rohani
seperti biasa atau saat kita merasa tidak diperhatikan.
Mungkin saat kita merasa disalahpahami atau saat kita dinasihati
oleh seseorang yang seumuran atau lebih muda dari kita.
Atau, saat kita kelelahan, kangen keluarga,
dan menghadapi masalah kesehatan.
Di saat-saat seperti itu,
kita mungkin ingin menahan diri.
Tapi, teladan Musa menunjukkan bahwa pelayanan yang
kita lakukan saat kita merasa lemah punya pengaruh yang besar.
Yehuwa tidak mengharapkan kesempurnaan dari kita,
tapi Dia menghargai kerelaan kita untuk
melayani khususnya saat kita merasa lemah.
Jadi, saat tugas kita terasa berat,
waktunya kurang pas, tidak ada yang melihat,
ingatlah 2 Korintus 12:10:
”Ketika saya lemah, saya penuh kuasa.”
Seperti apa yang Musa lakukan di sumur,
upaya kita yang rendah hati untuk membantu
orang lain bisa membuahkan hasil yang luar biasa
kalau Yehuwa yang membantu kita.
Jadi dari kejadian di sumur,
apa yang bisa kita pelajari,
terutama bagi kalian yang akan pergi ke tempat tugas kalian?
Musa belum memimpin sebuah bangsa atau melakukan mukjizat.
Dia hanya orang biasa yang punya masalah,
tapi memilih untuk melayani orang lain.
Dan pilihannya tepat.
Jadi, setelah ini tetaplah
berupaya menguatkan orang lain.
Iman kalian bisa menguatkan saudara-saudari.
Teruslah melayani meskipun tidak ada yang memperhatikan.
Yakinlah itu besar pengaruhnya.
Saat kalian merasa lemah,
tetaplah melayani karena pelayanan kalian
di situasi yang sulit punya pengaruh yang besar.
Nah, hal itu sesuai dengan satu pengingat di Alkitab
yang dicatat di Galatia 6:10.
Galatia 6:10, ayatnya mengatakan,
”Maka, selama masih ada kesempatan,
mari kita berbuat baik kepada semua orang,
terutama kepada saudara seiman kita.”
Nah, kalian sudah ambil kesempatan
untuk berbuat baik kepada orang-orang,
terutama kepada keluarga rohani kalian.
Dan setelah menerima pelatihan yang luar biasa ini,
kalian pasti lebih semangat lagi untuk melakukannya.
Jadi, saat ada keadaan yang tidak terduga,
tidak nyaman, saat kalian tidak diperhatikan,
apakah kalian mau tetap ”memberi minum ternak”?
Ya, pasti, karena kalian tidak sendirian.
Yehuwa lihat upaya kalian, dan Dia akan kasih
kalian kekuatan untuk terus melayani orang lain.
-