JW subtitle extractor

Bertahan Meskipun . . . Menghadapi Ketidaksempurnaan Diri Sendiri, Menderita Penyakit yang Tak Kunjung Sembuh, dan Menghadapi Penganiayaan

Video Other languages Share text Share link Show times

Saya belajar kebenaran sejak kecil,
tapi saya selalu merasa sulit menyenangkan Yehuwa.
Saya gampang marah dan susah mengendalikan emosi.
Waktu saya baru pindah ke negeri ini,
seorang saudara bersikap kasar
dan tidak ramah kepada saya.
Saya jadi kesal,
sampai-sampai waktu dia telepon saya,
saya bicara kasar sekali kepadanya.
Istri saya mengingatkan
kalau kita semua tidak sempurna,
termasuk saudara itu.
Dan terus merasa kesal itu tidak bagus.
Saya jadi merasa bersalah
karena sudah mengecewakan Yehuwa.
Menerima disiplin memang tidak menyenangkan.
Apalagi waktu terima surat dari kantor cabang
yang berisi koreksi dan nasihat
karena tindakan saya yang keliru.
Awalnya, saya merasa sulit menerimanya.
Tapi,
saya coba renungkan apa saja berkatnya
kalau saya mengikuti nasihat Yehuwa.
Doa dan nasihat Alkitab sangat membantu saya.
Dan saya yakin Yehuwa pasti
memberikan bimbingan yang saya butuhkan.
Seperti yang dikatakan buku Mazmur,
Yehuwa tahu ”bahwa kita ini debu”.
Yehuwa seolah-olah berkata,
”Anakku, walaupun kamu banyak salah,
Aku tetap sayang kamu.
Kamu masih berguna untuk-Ku dan kamu pasti berhasil.”
Ya, saya percaya itu.
Yehuwa selalu membantu hamba-hamba-Nya,
dari dulu sampai sekarang.
Semua yang melayani-Nya
adalah manusia yang tidak sempurna.
Suatu hari, waktu saya sedang memasang sambungan listrik,
saya kesetrum.
Setelah diperiksa,
dokter bilang kedua tangan saya harus diamputasi.
Saya tidak punya tangan lagi!
Banyak yang tidak bisa saya lakukan sekarang.
Gimana caranya saya bekerja?
Mengurus anak?
Istri?
Setelah diamputasi, yang pertama saya coba lakukan
adalah membalik halaman Alkitab,
dan ternyata bisa! Saya senang sekali.
Sekarang saya bisa bekerja untuk menafkahi keluarga.
Saya bekerja sebagai pelukis, tukang las, dan tukang kayu.
Saya bahkan bisa menyetir mobil.
Saya berhasil mengejar cita-cita rohani saya.
Saya menjadi penatua,
dan bisa membantu keluarga saya
terus maju secara rohani.
Karena terus sibuk melayani Yehuwa,
saya jadi tidak terlalu memikirkan keterbatasan saya.
Malah, kadang saya lupa kalau saya cacat.
Yehuwa selalu memelihara saya.
Sejak kecelakaan itu, saya bisa rasakan bantuan Yehuwa
melalui istri, anak-anak,
dan juga saudara-saudari di sidang.
Mereka bantu saya tetap kuat.
Suatu kali, setelah selesai khotbah,
seorang anak kecil memberi saya
surat dan gambar yang dia buat sendiri.
Dia berterima kasih dan berkata bahwa nanti di Firdaus,
Yehuwa akan kasih saya tangan lagi.
Ini sangat membesarkan hati saya.
Saya menantikan saatnya saya bisa
memegang tangan istri saya lagi,
menggendong anak-anak, dan bermain bersama mereka.
Saya sangat yakin Yehuwa pasti akan mewujudkannya.
Saya ditangkap dan dipenjarakan selama
dua setengah tahun karena kenetralan saya.
Lingkungan di penjara terasa asing dan menakutkan.
Saya tidak kenal siapa pun,
dan saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan.
Saya satu-satunya Saksi Yehuwa di sana.
Saya terus berdoa agar Yehuwa beri kekuatan
supaya saya sanggup menghadapi dan menyelesaikan
masalah apa pun dengan damai.
Di saat seperti itu,
hanya doa dan Firman Allah yang membantu saya.
Alkitab saya sempat diambil,
tapi belakangan dikembalikan.
Saya boleh menyimpan majalah dengan syarat
saya tidak boleh mengabar.
Ya, memang tidak boleh mengabar,
tapi bukan berarti saya tidak boleh berbicara, kan?
Saya bertekad untuk tetap setia, apapun yang terjadi.
Tingkah laku saya yang baik
memberi pengaruh yang bagus untuk tahanan lain.
Beberapa dari mereka mulai membaca Alkitab,
bahkan kadang saya sampai tidak dapat giliran baca.
Saya tidak bicara kotor dan menjaga tubuh tetap bersih.
Penjaga penjara memperhatikan hal ini.
Suatu hari, mereka berkata,
”Karena kami lihat kamu orangnya bersih,
kami mau kamu jadi kepala koki di sini.”
Sejak itu, saya bekerja sebagai koki mereka.
Saya selalu merasakan bantuan Yehuwa.
Pelayanan saya selama di penjara luar biasa.
Ada beberapa bulan jam dinas saya
bahkan mencapai 120 jam sebulannya.
Dan saya menempatkan lebih dari 100 majalah.
Saya bersyukur kepada Yehuwa
karena bisa tetap merintis di penjara.
Saya senang sekali.
Saya dikuatkan sewaktu membaca 1 Petrus 5:9,
yang menyebutkan bahwa saudara-saudari
di seluruh dunia
juga mengalami penderitaan yang sama.
Saya percaya bahwa apa pun situasi kita,
atau di mana pun kita berada,
Yehuwa tidak akan meninggalkan kita.
Akhirnya saya dibebaskan.
Tapi, saya tidak beri tahu Mama,
jadi dia kaget sekali sewaktu melihat saya.
Saya bahagia sekali bisa berkumpul lagi bersama Mama.